Tak ada yang kebetulan di dunia ini.
Di bawah terangnya rembulan yang ditutupi awan-awan melayang di langit dan menghalangi pandangan. Aku duduk di atas kursi yang terlihat sendiri dan kesepian. Merenung memikirkan hal yang tak ada ujungnya. Sembari mendengarkan The Robbers yang menjadi salah satu lagu favorit ku.
Kita berada di bumi yang berbeda. Kamu di bumi sebelah kanan, sedang aku di belahan yang tak pernah kamu lihat. Kala itu aku sudah merasa cukup dengan duniaku, sedangkan kamu sedang nikmat-nikmatnya merajut waktu. Tapi tanpa sengaja, semesta mengenalkan kita satu sama lain.
Berawal dari pertemuan jarak jauh yang tak pernah sekalipun terbesit, aku terkagum begitu mengetahui nama mu. Berlanjut menunggu notif satu sama lain, lalu bisa mendengar semua celoteh mu melalui telepon yang tak disengaja.
Tak ada yang kebetulan. Kita layaknya insan yang mempunyai banyak kesamaan.
Cintaku bertumbuh serupa pohon rindang di depan rumah. Kupu-kupu pun ikut terbang. Kamu alasan hidupku jadi lebih semangat dari sebelumnya.
Jarak yang jauh bukanlah halangan untuk kita. Atau mungkin kita yang terlalu bodoh untuk berfikir kalau semua akan baik-baik saja nantinya. Berfikir kalau kita bisa bertahan melawan apapun yang akan terjadi kedepan.
Entahlah. Lagi pula aku bukan cenayang yang bisa menebak masa depan.
Lagi-lagi bukan kebetulan. Ternyata kehendak semesta tidak berjalan seperti yang dikepala kita.